21.3.11

MATERI SEJARAH KERAJAAN HINDU-BUDHA

1. Agama HINDU

Bangsa Arya memasuki India dari Iran melalui selat Kaibar. Mereka datang secara bergelombang antara tahun 2000-1000 SM.
Masyarakat Hindu terdiri dari 4 kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Sudra diduduki oleh orang-orang Dravida.
Agama Hindu memuja Dewa Trimurti --> Tiga Badan/Dewa yang Tertinggi (Iswara).
Dewa ini dibedakan menjadi : Dewa Pencipta (Brahmana), Dewa Pemelihara (Wisnu), dan Dewa Pembinasa (Syiwa).

Kitab suci agama Hindu adalah Weda yang ditulis dalam Bahasa Sanskerta:
1. Reg Weda Samhita : syair pujian terhadap dewa-dewa.
2. Sama Weda Samhita : syair dari Reg Weda Samhita yang diberi tanda untuk dinyanyikan.
3. Yayur Weda Samhita : doa-doa untuk mengantarkan sesaji diiringi Reg Weda Samhita dan Sama Weda Samhita.
4. Atharwa Weda Samhita : mantra untuk sihir dan ilmu gaib, mengusir penyakit, menghancurkan musuh, mengikat cinta, memperoleh kedudukan serta kekuasaan.

Kesusastraan Hindu yang tersohor tertuang dalam Kitab Wiracarita atau epos Mahabarata dan Ramayana.
Isi Kitab Mahabarata : keluarga Pandawa dan Kurawa.
Isi Kitab Ramayana : tipu muslihat di lingkungan istana berebut tahta dan Sinta dilarikan Rahwana.

2. Agama BUDHA

Pada mulanya merupakan ajaran yang membebaskan manusia dari lingkaran samsara (moksa) yang diajarkan Sidharta Gautama.
Sidharta Gautama merupakan anak Raja Kapilawastu, lahir tahun 566 SM.
Pada saat Ia berjalan-jalan keluar istana, ia bertemu dengan :
a. Orang lanjut usia
b. Pengemis
c. Penderita kusta
d. Mayat yang diangkut orang
Pada suatu hari, ketika Gautama duduk di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, Ia mendapat penerangan. Sejak saat itu Ia menjadi "Buddha" (yang disinari/tahu segalanya). Peristiwa ini terjadi pada tahun 531 dalam usia 35 tahun. Ia wafat pada tahun 486 SM (80 tahun) di Kusinagara.

Dalam ajaran Hindu dan Budha, untuk mencapai kesempurnaan, manusia harus melaksanakan "Delapan Jalan Kebaikan" :
a. Berniat baik
b. Ajaran/pandangan yang baik
c. Bertutur kata yang baik
d. Berpikir yang baik
e. Makan dan minum yang baik
f. Memperhatikan hal-hal baik
g. Berusaha yang baik
h. Bersemedi yang baik

Agama Budha kemudian pecah menjadi 2 aliran :
a. Budha Hinayana
b. Budha Mahayana
Agama Budha mengalami perkembangan pesat di Sailan, Tibet, Cina, Jepang, Bhurma, Muang Thai, Kamboja.

BERKEMBANGNYA KERAJAAN DI INDIA BERCORAK HINDU-BUDHA

1. Kerajaan MAURYA

Pada tahun 327 SM, masuklah tentara Iskandar Zulkarnainke India melalui celah Kaibar.
Pada tahun 324 SM, pecah pemberontakan di bawah pimpinan Candragupta.
Pada tahun 323 SM, Iskandar Zulkarnain meninggal dunia, dan tentaranya diusir dari India.
Kemudian berdirilah Kerajaan Maurya di kota Pattaliputra dengan Candragupta sebagai raja pertama.

Zaman keemasan pada pemerintahan Raja Asoka. Agama Budha dijadikan dasar pemerintahan.
Di segala penjuru kerajaan didirikan tiang-tiang batu bertahtakan ajaran agama Budha. Di pucuk tiang tersebut terdapat patung singa sebagai kebesaran kerajaan Maurya.
Setelah Raja Asoka meninggal, kerajaan terpecah menjadi bagian-bagian kecil.
Pada abad IV muncul seorang raja yaitu Candragupta I yang membangun Kerajaan Gupta.

2. Kerajaan GUPTA

Candragupta I membangun Kerajaan Gupta berpusat di lembah Sungai Gangga.
Agama Hindu merupakan agama raja, tetapi agama Budha tetap berkembang pesat.
Zaman keemasan pada pemerintahan Raja Samoderagupta dan Candragupta II berhasil mempersatukan kembali kerajaan-kerajaan kecil menjadi Negara Kesatuan.
Pada pemerintahan Candragupta II datanglah pendeta Budha Fa-Hien dari Cina ke India untuk memperdalam pengetahuannya tentang agama Budha dan berziarah ke tempat suci.
Menurut berita Cina Fa-Hien, keamanan negeri terjamin, rakyat hidup tentram dan makmur. Perdagangan dengan Asia Barat maupun daerah timur India sangat ramai.
Kemajuan lain yang terkenal adalah bidang sastra, karya sastra yang terkenal : Cerita Syakuntala (Sans)

Setelah Candragupta II meninggal, kerajaan Gupta mulai mundur.
Selama hampir 2 abad, berbagai suku dari Asia Tengah datang menyerbu. Pada akhir abad ke-7 tampil seorang raja kuat yaitu Harshawardana.
Ibukota Kerajaan Harsha Kanauy, Harsyawardana memerintah tahun 606-647.
Wilayahnya meliputi India sampai Teluk Benggala.
Pada masa pemerintahan ini, datang seorang musafir Cina, Syuan Tsang, mengunjungi perguruan Nalanda untuk mempelajari agama Budha.
Harsha juga membangun stupa, biara, rumah sakit, dan penginapan.
Setelah pemerintahan Raja Harsha, India mengalami kemunduran sampai abad ke-11.

3. Kerajaan ANDHRA

Kerajaan tertua di India Selatan.
Didirikan berbagai bangunan indah seperti kuil gua Karli, kuil Kailasa di Ellora.
Agama Budha berkembang dengan subur dan pusatnya di Amarawati.
Kapal-kapal saudagar Andhra sering berlayar sampai Mesir dan Indonesia.

4. Kerajaan PALLAWA

Dekat Kota Madras. Wilayah pemerintahan meliputi hampir seluruh India Selatan dengan pusat di Kanchi.
Bahasa Tamil (banyak terselip di Bahasa Indonesia)

5. Kerajaan COLA

Di pantai timur India Selatan. Ibukotanya adalah Tanjora.
Zaman keemasan pada pemerintahan Rajarendra I, yang pada tahun 1025 melakukan penyerangan terhadap kerajaan Sriwijaya dengan berusaha menguasai jaring-jaring pelayaran perdagangan Sriwijaya si Selat Malaka.

PERKEMBANGAN AGAMA DAN BUDAYA HINDU BUDHA DI INDONESIA


A. Penyiaran Budhisme di Indonesia

Agama Budha mengenal adanya misi penyiaran agama yang disebut Dharmadhuta. Buddhisme telah tersiar ke Indonesia sejak abad ke-2 M. Di Jember dan Sulawesi Selatan ditemukan patung Budha dari perunggu. Patung tersebut berlanggam Amarawati. Patung Budha dari batu ditemukan di Palembang.
Budhisme yang tersiar di Indonesia dari aliran Mahayana. Aliran ini mengalami perkembangan pesat pada zaman Sriwijaya dan pada zaman Mataram ketika diperintah oleh Dinasti Syailendra(775-850).

B. Penyiaran Hindhuisme di Indonesia

Peninggalan tertulis di Indonesia yang pertama berasal dari abad 5 M, ditemukan di Jawa Barat dan Kalimantan Timur. Peninggalan tertulis (prasasti) memakai huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
1. Sejak abad ke-5 M bangsa Indonesia telah menginjak zaman sejarah.
2. Sejak abad ke-5 M bangsa Indonesia mendapat pengaruh kebudayaan dan agama Hindu.

Beberapa teori masuknya Hindu ke Indonesia :
1. Teori Sudra : dibawa oleh orang-orang India berkasta Sudra (buangan).
2. Teori Waisya : dibawa oleh pedagang-pedagang yang menetap di Indonesia.
3. Teori Ksatria : orang-orang Ksatria yang melarikan diri karena di India terjadi kekacauan politik.
4. Teori Brahmana : datang ke Indonesia karena diundang oleh kepala suku Indonesia yang tertarik dengan agama Hindu. Kaum Brahmana yang datang adalah Brahmana aliran modern dari India Selatan.
Di Indonesia, kepala suku dijadikan anggota kasta Ksatria dengan melalui upacara Wratyasoma, dan penobatan menjadi raja dengan upacara Abhiseka. Brahmana menjadi penasihat raja, pujangga, dll.

Dari 4 macam teori tersebut, teori Brahmanalah yang paling banyak pengikutnya. Bukti :
1. Agama Hindu bukan agama yang demokratis. Hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu
2. Prasasti Indonesia yang pertama berbahasa Sanskerta. Hanya kaum Brahmana yang menguasai penggunannya.

KERAJAAN KUTAI, TARUMANEGARA, KALING, MELAYU, DAN SRIWIJAYA


1. Kutai


Kerajaan tertua di Indonesia yang terletak di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Disini, ditemukan 7 buah prasasti berbentuk Yupa (tugu peringatan upacara korban). Prasasti ini bertuliskan huruf Pallawa, yang menurut jenis dan bentuknya berasal dari tahun 400 M. Bahasanya Sanskerta, tersusun dalam bentuk syair.
Dari salah satu Yupa, diketahui bahwa raja yang memerintah adalah Mulawarman, anak Aswawarman, cucu Kudungga.
Aswawarman disebut sebagai Vamsakarta atau "pembentuk keluarga".
Tiap Yupa didirikan oleh Mulawarman sebagai peringatan, bahwa Ia telah memberikan korban dan hadiah untuk kemakmuran rakyatnya.

2. Tarumanegara


Sekitar tahun 400-500 M di Jawa Barat ada Kerajaan Tarumanegara dengan rajanya bernama Purnawarman.
Tujuh buah prasasti ditemukan di kerajaan tersebut :
Bogor : Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten.
Jakarta : Tugu, Cilincing.
Banten Selatan : Desa Lebak, Munjul.
Prasasti Ciaruteun terdapat lukisan dua telapak kaki sang Raja yang seperti telapak kaki Dewa Wisnu.
Prasasti Kebon Kopi terdapat gambar telapak kaki gajah Airawata.
Prasasti Tugu adalah yang terpanjang berisi Purnawarman telah menggali Sungai Gomati sepanjang 12 km dalam waktu 21 hari di samping sungai Candrabhaga (Bekasi). Pekerjaan ini ditutup dengan pemberian hadiah 1000 ekor lembu kepada para Brahmana.

3. Kaling

Disebutkan dalam berita Tionghoa dari zaman pemerintahan raja-raja Tiang (618-906). Terletak di Jawa Tengah. Tanahnya kaya akan sumber air asin.
Sejak tahun 674, diperintah oleh Ratu Sima.
Berita lain berasal dari pendeta Budha, I-Tsing, yang menyatakan bahwa tahun 664 telah datang seorang pendeta bernama Hwi-Ning di Holing, Janabhadra. Ia menerjemahkan berbagai kitab suci agama Budha Hinayana.

4. Melayu


Dalam berita Cina dari tahun 640 disebut nama Kerajaan Tulang Bawang (daerah Lampung dan Melayu).
Berita tentang Melayu berasal dari musafir Cina, I-Tsing yang mengatakan bahwa Melayu terletak dekat Selat Malaka, lalu lintas terdekat antara India dengan Tiongkok.
Yang dianut penduduk mula-mula adalah Budha Hinayana, kemudian Mahayana.

5. Sriwijaya


Nama Sriwijaya pertama kali muncul pada abad 7. Prasasti Sriwijaya sudah memakai Bahasa Melayu, meskipun hurufnya tetap huruf Pallawa.
Tahap 1 (abad 7) ekspansi ke Selatan : Palembang dan sekitarnya. Dari Palembang dengan mudah menguasai Pulau Bangka, Jambi Hulu, dan Jawa Barat.
Sejak saat itu, Sriwijaya berhasil menguasai kunci-kunci jalur perdagangan yang penting : Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka, dan Laut Jawa bagian barat.
Tahap 2 (abad 8) : ekspansi ke Malaya (lada, timah) dan Tanah Genting Kra (lintasan perdagangan Cina-India)
Pada abad 8, Sriwijaya berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara. Sriwijaya menjadi negara laut terbesar di seluruh Asia Tenggara.